Monday, July 26, 2010

Dreams Come True

Keinginan. Harapan. Impian.
Semua yang bernama manusia pasti punya.
Lihat saja doa yg kita panjatkan, Lima kali dalam sehari.
"Ya Allah, ampuni dosaku. Dosa orangtuaku. Lindungi aku dan keluargaku".

Doa adalah keinginan. Harapan. Impian. Niat. Langkah awal. Rencana. Yang diawali dengan Nama-Nya. "Dengan Nama-Mu, ya Allah, hamba-Mu berikhtiar". Dan dengan sifat-Nya. Maha pengasih. Lagi maha penyayang.

Kutulis ini untuk Poppy, friend of mine.
Dan sesungguhnya, poy.. Kau pasti tau, Allah maha mendengar doa.

Dan telah dijanjikan-Nya, "barangsiapa yang berdoa kepada-Ku, maka akan aku kabulkan permohonannya".

Dan dengan segala kebesaran dan kesempurnaan-Nya, Dia tak pernah ingkar.

Wednesday, December 9, 2009

Mujahadah

Rasulullah SAW pernah bersabda: Surga dipagari dengan kesusahan, sedangkan neraka dipagari dengan kesenangan.

Bukan berarti bahwa kita tidak boleh bersenang-senang dalam perjalanan hidup kita, tetapi akan banyak kepahitan, ujian, cobaan yang akan kita lalui yang akan membawa kita menuju kebaikan.

Dunia pada dasarnya adalah gelanggang mujahadah. Bermujahadah, yang dengan kata lain adalah berperang melawan diri sendiri untuk berbuat kebaikan dan melakukan sesuatu yang sering kali dibenci oleh hawa nafsu, merupakan perjuangan besar untuk mendapat ridho Allah SWT. Kebanyakannya, hawa nafsu hanyalah menginginkan kejahatan, kelalaian, dan kesenangan. Sebaliknya, ia membenci ketaatan dan kebaikan.

Melawan hawa nafsu juga berarti melawan diri sendiri. Dengan melawan diri sendiri, kita merasa tersiksa. Perasaan tersiksa inilah yang sering menyebabkan mujahadah menjadi patah. Atau bisa jadi karena kita terlalu menyayangi diri sendiri, takut untuk menyakiti diri sendiri, sehingga pada saat kita belum benar-benar mencoba untuk bermujahadah, kita sudah mengaku kalah.

Sakit sedikit sudah mengeluh, pedih sedikit sudah mengaduh, capek sedikit maunya banyak istirahat..

Sama halnya jika kita menginginkan kesuksesan didunia. Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan kita mestilah melakukan perubahan. Tetapi untuk melakukan hal ini tidaklah segampang yang diucapkan. Perubahan memerlukan niat yang kuat, ketabahan, keberanian dan istiqamah. Layaknya seperti bercocok tanam. Musim bertanam tak bisa disangkal memang berat dan meletihkan. Mencangkul, membaja dan menjaganya dari serangga memerlukan banyak tenaga terkorban. Tapi pada saat menuai barulah terasa kenikmatannya.

Ikhlaskan hati untuk menerima kepahitan yang sedikit, demi menikmati hasil yang cukup manis diujung jalan...

Sunday, October 25, 2009

Muhasabah

Setelah mengetik alamat salah satu website infotainmen tanah air di kotak address, tiba-tiba saya tersadar.. Untuk apa saya membuka halaman ini? Tapi rasa ingin tahu yang sangat besar memaksa saya untuk menekan tombol enter lalu menghalalkan mata untuk menikmati gosip-gosip terbaru dan terhangat.

Woooowww.. Baru neee...
Ada perceraian..
Deportasi artis..
Hamil diluar nikah..
Drugs..

Tapi.. lagi-lagi.. Selagi jari-jari tangan saya dengan lincahnya sibuk memainkan mouse untuk scroll and click, muncul lagi pertanyaan yang sama, "Lah, jadinya.. Untuk apa kubaca ini?".

Karena merasa 'sadar' telah melakukan suatu pekerjaan yang sangat tak bermutu, akhirnya saya blog-jogging ke tempat-tempat lain. Hingga pada akhirnya saya membaca satu kalimat disalah satu artikel penulis tempatan:

"Orang yang sibuk melakukan kebaikan tidak akan sempat melihat kejahatan orang lain".

Agak terkejut memang, menerima kenyataan bahwa ternyata mata, telinga, dan indera lain masih bisa menangkap aib orang lain. Ada dua kubu yang berdebat dalam hati saya, salah satunya mengatakan bahwa hal-hal yang sedemikian tak dapat terelakkan, apalah susahnya, tinggal menekan tuts keyboard dan meng'click'. Di sisi lain, hati saya tak bisa diajak kompromi dan terus menyalahkan diri sendiri kenapa bisa membuang waktu sampai 30 menit untuk mengetahui isi perut orang lain, dan meyakinkan saya bahwa saya punya pilihan untuk mencari informasi yang lebih bermanfaat.

Oke.. Untuk kali ini, saya akan memaafkan diri saya sendiri. Apa yang sudah terlanjur saya ketahui akan saya ambil hikmahnya. Dan mudah-mudahan, setiap saya tak sengaja mendengar gosip-gosip kejam yang kadangkala sudah diplintir dan dibumbui habis-habisan oleh pihak media massa, saya tidak akan merasa ujub, sombong, dan merasa diri sudah berada dijalan yang benar.


PS: Seperti yang sedang marak dilakukan oleh para komentator saat ini, pada saat Presiden kita yang baru telah mengumumkan kabinetnya. Mereka yang hanya suka menuding, mencaci, dan menyalahkan apa yang dibuat orang lain, tidak tahu lagi apa yang bisa mereka perbuat. Mbok ya berbuat sesuatu untuk memastikan semuanya lancar. Ndak perlulah pointing fingers to someone else, karena ketika salah satu jari kita menuding orang lain, empat jari yang lain mengarah ke diri kita sendiri.

Friday, June 5, 2009

Bahasa Keren

Buka-buka Facebook.

Salah satu status temen gini ni,

dWuuh, CPe.. Aqw d lm Mendm pRsaan Aqw, trz jG bwt Aqw Tsixa b9T! gag d kn? Ne SbnrNa cRita bbrp hr Ll. Tp knp da ja yg bkin aQw mRza dYa bkn bwt Aqw. Lam kNl y? Spa dsana?

What the..??!!

Bener-bener buang waktu.

Buang waktu, mbacanya..

Menafsirkannya..

Apalagi mbalasnya!!!!


Tuesday, June 2, 2009

Bebaskan Ibu Prita Mulyasari dari Semua Tuntutan Hukum!!


Sangat prihatin terhadap apa yang terjadi pada Ibu Prita. Hanya karena berbagi cerita agar tidak ada korban-korban lain, pada akhirnya malah dipenjarakan. Ibu Prita sekarang berstatus tahanan kejaksaan negeri Tangerang dalam kasus pencemaran nama baik terhadap RS Omni Internasional di Alam Sutra, Serpong, Tangerang. Beliau juga sedang menghadapi sidang pidana dan dijerat dengan pasal 27 Undang-undang no 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

Apa yang ditulis Ibu Prita sehingga beliau diperlakukan seperti sekarang? Bisa baca disini.

Sudah puaskah RS Omni setelah berhasil membuat ibu Prita dipenjara? Jauh dari anak-anaknya yang masih batita? Jauh dari suaminya? Apalagi beliau masih harus menyusukan anak bungsunya saat ini.

Tidak habis pikir sebenarnya, kenapa malah ibu Prita yang ditahan? Setelah beliau berulangkali meminta kejelasan dari pihak rumah sakit. Padahal manajemen rumah sakit bisa menggunakan hak jawabnya untuk menjelaskan kejadian ini versi mereka. Kalau memang komunikasi kekeluargaan juga sudah buntu, wajar saja kalau mau membuat tuntutan.

Beginilah wajah peradilan kita. Ibu Prita sebagai korban malah terhukum. Kejadian ini betul-betul mencerminkan lemahnya perlindungan terhadap pasien. Setuju sekali dengan pernyataan bapak Iskandar Sitorus, Direktur LBH Kesehatan, bahwa pasien hanya sebagai obyek dari industri kesehatan, bukan sebagai subyek yang harus dibantu. Tiba-tiba segelintir dokter lupa akan sumpah yang telah diucapkan. Kelihatannya memang sudah saatnya dibuat undang-undang perlindungan terhadap pasien. Mengingat sebenarnya banyak sudah terjadi kasus serupa yang tidak terekspos. Bukan hanya malpraktek, tapi juga pasien yang diusir atau disandera karena tak mampu membayar perawatan rumah sakit.

Dengan banyaknya dukungan terhadap Ibu Prita, semoga bisa menyadarkan RS Omni, bahwa Ibu Prita tidak sendirian. Pasien tidak sendirian, selalu ada orang-orang yang berdiri dibelakangnya, minimal keluarga. Dari satu keluarga bisa terkait keluarga lain, yang pada akhirnya RS Omni akan sadar, bahwa tindakannya hanya sekedar membuat musuh terhadap RS nya sendiri.

Boikot rumah sakit yang tidak peduli terhadap hak-hak pasien!

I Love Tuesday

Kenapa?

Karena jam 21.30 ada..



And the next show will be..


If Tuesday was a man, I would marry him! Hahahah...

Current Issue : Manohara!

Banyaknya rumor-rumor yang berkembang akhir-akhir ini, membuat saya kehilangan rasa simpati sama beautiful (ex)princess ini. Drama penyiksaan, motivasi kawin paksa, dan.. eng ing eng.. perselingkuhan!

I don't get it! Kelihatannya salah satu pihak betul-betul pembohong besar. Entah pihak Manohara, entah pihak Kelantan. Makanya nggak pantes betul kalau Presiden turun tangan. Jangankan Presiden, pak lurah pun tak payah lah ngurusin masalah remeh temeh kayak gini. Buang waktu Pak! Urusan lain masih banyak yang lebih penting ting ting..

Pihak media pun maunya jangan mau disetir, yang pada akhirnya akan menyetir emosi pembacanya ke dalam fitnah. Kalau memang belum ada bukti penyiksaan lebih baik netral dulu. Jangan lupa kalau pada dasarnya ini hanya masalah rumah tangga. Kalau sudah ada bukti, okelah..

Tapi Kelantan juga aneh, setelah berita ini telanjur mencuat, kok tidak ada penjelasan..?

Ya sudah lah, kalau memang pengen tau, kita tunggu saja akhir ceritanya. As for now, ambillah hikmah dari setiap kejadian. Mudah-mudahan dengan kejadian ini, semua orangtua jadi lebih waspada mengawasi dan lebih concern dalam mendidik anak-anaknya.